Minggu, 16 September 2012

SISTEM POLITIK PERBANDINGAN

Sistem Politik Perbandingan Gabriel A. Almond

Gabriel A. Almond (1956) menyatakan, dalam jurnalnya yang berjudul Comparative Political System, bahwa teori sosial adalah sebuah konsep cure-all bagi semua “penyakit” disiplin ilmu (dalam konteks ini, perbandingan pemerintahan). Kegunaan konsep sosiologi dalam menemukan perbedaan yang esensial diantara sistem-sistem politik. Konsep pertama adalah sistem politik adalah sistem dari tindakan yang artinya perbandingan harus diobeservasi melalui empiris. Kedua, sistem politik didefinisikan sebagai satu set dari semua role yang berperan atau sebagai sebuah struktur role. Ketiga, perbedaan sistem politik merupakan monopoli legitimasi pada paksaan fisik terhadap teritori dan populasi tertentu. Konsep keempat adalah orientasi terhadap aksi politis (pemahaman, pilihan dan evaluasi).
Setiap sistem politik terikat pada pola tertentu orientasi pada aksi politis, yakni apa yang kita sebut budaya berpolitik. Perlu diketahui bahwa budaya politik sejalan dengan sistem politik/ masyarakat serta ia tidak sama dengan budaya umum kendati masih berhubungan. Sebab orientasi politik meliputi pemahaman, intelektual, dan adaptasi dari situasi eksternal. Orientasi politik terpisah dari standar dan nilai budaya umum serta memiliki otonomi tersendiri. Fungsi dari skema konseptual ini akan dijelaskan melalui studi kasus.
Sistem Politik Anglo-American

Sistem politik Anglo-American terkarakteristik oleh sebuah homogenitas, budaya politik sekuler. Yang dimaksud oleh budaya politik sekuler adalah budaya politik multinilai, rasional,bargaining,dan budaya politik eksperimental. Mayoritas aktor dalam sistem politiknya menerima tujuan terakhir sistem politik dari kombinasi nilai-nilai kebebasan, kemakmuran dan perlindungan bersama. Oleh karenanya sistem politik sekuler meliputi individu dan memiliki otonomi di setiap role-nya. Setiap orang dalam set role dilengkapi dengan otonomi dalam urusan politis, juga dalam berpendapat. Maka struktur role yang terjadi dala, grup sistem politik ini: (1) sangat beragam, (2) manifestasi, tertata, dan terbirokratisasi, (3) terkarakterisasi oleh taraf tinggi dalam fungsi-fungsi role, dan (4) cenderung memiliki difusi kekuatan dan melakukan sistem politik secara keseluruhan.
Struktur Role dalam Sistem Politik Anglo-American
Sistem Politik Praindustri
Sistem politik praindustri atau sebagian terindustrialisasi dan Westernisasi terdeskripsikan sebagai budaya politik campuran. Di sini parlemen bisa menjadi sesuatu yang lain dari parlemen, partai-partai dan grup penekan berperilaku dalam cara yang tak lazim, birokrasi dan angkatan bersenjata seringkali mendominasi sistem politik, serta terdapat atmosfer yang tidak dapat terprediksi secara keseluruhan. Karakteristik dari sistem politik ini menjadi jelas dalam analisis struktur role politik yang mana tidak terlalu berkarakter: (1)derajat rendah dalam diferensiasi, (2) derajat tinggi dalam pertukaran role, (3) merupakan campuran dari strukturrole politik
Sistem Politik Totalitarian
Dalam budaya politik totalitarian terdapat kesan homogenitas, namun homogenitas tersebut bersifat sintetis. Sebab tidak ada organisasi sukarelawan dan media yang tidak dipegang oleh pusat maka tidak akan terjadi penilain terhadap jalan mana yang diterima baik dari perintah totalitarian. Maka dalam sistem politik ini terhadap adanya paksaan kekerasan yang kuat untuk mendukung berlangsungnya sistem. Banyak pengamat yang mengakui bahwa tak hany monopoli kekuatan absolut, namun juga kepastian ketidakpararelan atas segala komando yang akan dilakukan; tetapi juga memudahkan independen dictator dari bawahannya dan menjadikannya mungkin bagi pertukaran dan perubahan mendadak dalam kebijakan.
Terdapat dua karakteristik dari struktur role totalitarian ini: (1) dominansi coercive role, dan (2) ketidakstabilan fungsi power roles – birokrasi, partai, angkatan bersenjata, dan polisi rahasia.
Sistem Politik Benua Eropa
Sistem Eropa merupakan fragmentasi dari sistem politik budayanya. Berbeda dengan sistem non-Western yang merupakan campuran budaya-budaya politik yang sangat kontras satu sama lainnya, sistem Eropa pola budaya politik terkarakteristik oleh pola ketidakseimbangan perkembangan. Variasi kebudayaan mereka merupakan outcroppings dari kebudayaan-kebudayaan sebelumnya dan manifestasi politis. jadi variasi kebudayaan dari sistem Eropa, berbeda dengan non-Western, berasal dari satu akar kebudayaan yang sama dan berbagi warisan yang sama. Bisa dikatan pula bahwa sistem Eropa memiliki subkultur-subkultur politik.
Karakteristik struktur role politik dari sistem ini berasal dari alienasi umum dari pasar politik dan tidak terdapatnya role politik indvidu sebab role terikat dalam subkultur dan mengkonstitusikan diri terpisah dari subkultur. Maka karakteristiknya : (1) memiliki derajat yang tinggi dalam substitutabilitas roles daripada politik Anglo-Amerika dan derjar yang lebih kecil daripada sistem non-Western, (2) berpotensi adanya ancaman Caesaristic sebagaimana non-Western kendati dengan situasi dan penyebab yang berbeda.
Analisis
Kesimpulannya adalah bahwa pertumbuhan konseptual dan terminologikal dalam ilmu pengetahuan tidak bisa diacuhkan begitu saja sebagaimana pertumbuhan bahasa. Namun sebagaimana bahasa slang dan neologisme yang tidak bisa selamanya bertahan, akan begitu yang tersingkirkan dan hanya sedikit saja yang akan diterima. Dan itu penetua dari kriteria diterima atau tidaknya merupakan fasilitas yang berada di tangan pemikir masa datang yang akan mencoba menemukan kecocokan. Masing-masing tempat memiliki karakteristik dan kebudayaan masing-masing yang tidak bisa diabaikan dalam sistem politik perbandingan
SUMBER:
—— Almond, Gabriel.1956.Comparative Political System.http://www.jstor.org/(diakses 26 September 2006)

0 komentar:

Posting Komentar